Tim KISS-1 Denpasar yang terdiri atas 5 orang yakni Cetta Maheswari XII MIPA 4, Diandra Larasati XII IPS 1, Aurel Callista XII IPS 1, Kade Ari XII MIPA 5, dan Titan Pradnya XII MIPA 10 berhasil meraih medali perak dalam ajang Indonesia International IoT Olympiad 2023 yang diselenggarakan di Universitas Syiah Kuala Aceh pada 13 Juni 2023 mengungguli 99 tim dari berbagai negara.
Indonesia International IoT Olympiad merupakan ajang perlombaan teknologi yang diselenggarakan oleh IYSA (Indonesia Young Scientist Association) setiap tahunya, yang bertujuan untuk mewadahi minat dan bakat siswa dalam membuat, mengembangkan dan memamerkan produk teknologi terbaru. Ada pun pada tahun 2023, Indonesia International IoT Olympiad diselenggarakan secara online dan offline di Universitas Syiah Kuala Aceh dan diikuti oleh 99 tim dari berbagai negara, yakni Indonesia, Macedonia, Mexico, Thailand, Iran, Vietnam, Romania dan masih banyak lagi.
Mereka meraih kemenangan berkat Karya Tulis Ilmiahnya yang berjudul Implementation Of Based Learning as a Forum for After School Session Program in Improving Aspects of Emotional Intelligence.
After School Session (AFS) merupakan sebuah organisasi online berbasis instagram untuk para remaja di Indonesia, yang menjadi sebuah forum untuk emningkatkan minat dan bakat para remaja di Indonesia serta sebagai ajang bersosialisasi dan belajar berorganisasi. Daya tarik AFS sendiri adalah sebuah forum yang menjadi website based learning yang bisa meningkatkan Emotional Intelligence (EQ) para remaja di Indonesia.
Ketua tim karya tulis ilmiah dari proyek ini, Cetta Maheswari atau yang lebih akrab disapa Cetta, menjelaskan bahwa tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengembangkan organisasi After School Session (AFS) yang ia buat sebelumnya menjadi karya tulis. “Karena emang sebelumnya AFS itu aku yang bikin. Jadi aku ngerasa kaya, aku cuman ngembangin AFS tanpa aku implementasiin ke karya tulis itu kayak kurang aja gitu rasanya. Jadi aku bisa mengimplementasiin organisasiku sekaligus aku bisa dapat prestasi dari sana,” tuturnya ke SJC.
Selama proses design website, Cetta juga kerap mengalami beberapa kendala. “Kalau kendalanya sih lebih ke pembuatan webnya ya karena emang aku sendiri belum pernah bikin web sebelumnya jadi sih caranya aku ngatasin kendala iniku sih Cuma cari tutorial di youtube aja karena emang di lingkungan sekitarku dan temen-temenku juga ga ada yang bisa bikin web,” jelasnya. Cetta juga menambahkan bahwa proses pembuatan website adalah suatu tantangan baru bagi kelompoknya dikarenakan minimnya pengetahuan dasar dalam bidang teknologi digital. “Proses pembuatannya gampang-gampang susah, karena emang awalnya aku sama sekali gaada based IT atau apa jadi menurutku ini suatu hal yang menantang buat aku,” tutur Cetta.
Terdapat beberapa kejadian menarik yang terjadi selama proses design website untuk lomba karya tulis ilmiah. “Kalau hal yang paling menyenangkan itu sih dimana aku bisa ngedesign website sendiri, jadi aku bisa nuangin kreatifitasku ke webnya itu tanpa ada yang ngatur atau gimana dan kalau kesusahannya sih lebih ke aku pegel ya duduk lama di laptop karena emang ngedesign webnya itu agak lama,” jelasnya kepada SJC.
Setelah melalui rangkaian usaha yang panjang , akhirnya mereka berhasil meraih penghargaan berupa medali perak tingkat international. “Perasaannya sih seneng banget karena emang kita tuh bikinnya ga terlalu prepare gitu karena bikinnya tuh mendadak karena aku juga tau lombanya tuh cepet-cepet jadi seneng sih walaupun kami buru-buru dan dadakan tapi bisa dapet juara,” terangnya. Cetta juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung kelomoknya. “Untuk pihak yang terlibat baik penyelenggara IYSA I3O Universitas Syiah Kuala, Aceh, Kepala Sekolah, wali/orang tua yang selalu mendapingi dan teman teman SMA Negeri 1 Denpasar yang memberikan dukungan tak henti kami ucapkan terimakasih sebesar besarnya,” tutupnya. (REDSJC)