Denpasar, (8 Juli 2023) – Enam Siswa SMAN 1 Denpasar berhasil meraih silver medal dalam ajang International Japan Design Ideas Invention EXPO (JDIE), kategori Personal Care Product dan kategori Biotechnology di Jepang. JDIE “Japan Design, Idea & Invention Expo” 2023 adalah kompetisi pameran karya inovasi dan penemuan internasional yang dihadiri oleh 25 negara.
Enam siswa SMAN 1 Denpasar yang menjadi perwakilan Indonesia dalam International Japan Design Ideas Invention EXPO (JDIE) yang berlangsung di Tokyo Ariake Garden Convention Centre, Japan, pada tanggal 7 - 8 Juli 2023 berhasil membawa pulang medali silver adalah 3 anak dari kelas 12 dan 3 anak dari kelas 11 yakni, Dewa Ayu Anindita Maharani (XII MIPA 1), Kadek Ayu Kanya Parameswari (XII MIPA 5), Bagus Indra Aditya Dharmaachyuta (XII MIPA 1), Anak Agung Istri Yuri Pratista Savitri (XI-1), Ni Komang Galuh Supraptimuni (XI-1), Nyoman Hugo Pancajana Gunaksara (XI-3). Adapun, pihak dari luar tim yang turut berpartisipasi dalam membantu tim yakni, M. Rida S.Pd., M.pd, selaku bapak kepala sekolah SMA Negeri 1 Denpasar, I Gede Ari Martana, S.Pd., selaku guru pembina KISS dari SMA Negeri 1 Denpasar, dan Luh Asri Martani, S.Pd., selaku guru pembina KISS dari SMA Negeri 1 Denpasar.
Mereka berhasil berkat penelitian yang bernama GELANEEM: Patch Effectiveness from Gelatin with Active Ingredients of Neem Leaf Extract (Azadirachta indica) Against Staphylococcus Aureus Bacteria Atau dalam bahasa Indonesianya, GELANEEM: Efektivitas Patch dari Gelatin dengan Bahan Aktif dari Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Budget yang mereka butuhkan untuk membuat 24 patch tersebut sekitar 62 ribu rupiah.
Daya tarik dan inovasi dari produk GELANEEM yang dikatakan oleh ketua tim penelitian ini, Anak Agung Istri Yuri Pratista Savitri, "Produk kami berupa patch dari gelatin dan daun mimba. Sebelumnya penelitian dengan kombinasi bahan ini belum pernah diteliti. Produk patch kami pun pembuatannya mudah, tidak membutuhkan banyak biaya, dan penggunaannya praktis. Produk kami pun sudah memiliki packaging tersendiri dengan desain kemasan yang mampu menarik perhatian dan informatif," ungkapnya. "Selain dari itu, gelatin mudah ditemukan dan memiliki karakter seperti gel yang membuatnya biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan patch. Sedangkan daun mimba yang penggunaannya belum maksimal, mereka manfaatkan sebagai bahan aktif dalam patch
untuk membantu menyembuhkan luka, tepatnya menyembuhkan infeksi luka," tambahnya.
Selama proses pembuatan produk, Gung Yuri juga menjelaskan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi kelompok penelitiannya. "Beberapa kendalanya adalah mencegah agar patch kami tidak jamuran karena patch kami sensitif terhadap air dan udara. Namun kami berhasil mengatasinya dengan menjaga patch kami dari terkena air atau lembab. Selain itu kami cukup kesulitan untuk membuat patch yang ketebalannya tipis agar patch lebih praktis dan efektif. Namun karena menemukan cetakan yang tepat dan menghitung ketebalannya dengan baik, kami pun mampu mengatasinya," tuturnya.
Selain itu, tentunya ada momen tidak menyenangkan dan menyenangkan selama proses pembuatan produk berlangsung. "Hal yang paling tidak menyenangkan adalah saat patchnya terlalu lengket atau saat ketebalan dari patchnya tidak merata. Namun hal yang paling menyenangkan adalah saat patch yang dibuat berhasil dan dengan komposisi bahan yang pas," jelas Gung Yuri.
Setelah melewati beberapa rangkaian proses p, mereka berhasil meraih penghargaan berupa medali silver tingkat internasional. "Perasaan kami tentu sangat senang dan bersyukur karena telah diberikan kesempatan untuk mengikuti ajang lomba yang bergengsi ini." ucap Gung Yuri, menyuarakan rasa senang dan syukur dari dirinya dan anggota tim-nya.
(REDSJC).