SMA Negeri 1 Denpasar

BERITA

Raihan Gemilang Siswa SMA Negeri 1 Denpasar di Kemah Budaya Kota Denpasar 2025

Admin
Prestasi
SMA Negeri 1 Denpasar
Memuat gambar... Raihan Gemilang Siswa SMA Negeri 1 Denpasar di Kemah Budaya Kota Denpasar 2025

SMA Negeri 1 Denpasar kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Kemah Budaya Kota Denpasar 2025. Tiga siswa berprestasi, Komang Surya Raditya (X-1), Komang Pinon Sawitri Adibrata (X-1), dan Ni Putu Tisna Mahartaning Kurnia (X.12), berhasil membawa pulang berbagai penghargaan dari kegiatan yang berlangsung pada 27-29 Juni 2025 di Desa Kesiman Kertalanggu, tepatnya di Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Kesiman.

Kemah Budaya ini menjadi platform bagi para siswa untuk mendalami dan melestarikan kekayaan budaya Bali. Ketiga siswa ini mengungkapkan antusiasme mereka mengikuti Kemah Budaya karena dapat menambah wawasan tentang berbagai budaya dan tradisi yang ada di Bali. Kesan mereka selama mengikuti kegiatan ini sangat positif, menyenangkan, dan menantang. Mereka juga dibimbing untuk membentuk karakter disiplin dan unggul dalam berbudaya, dengan pengalaman tak terlupakan seperti proses pelantikan Abhiseka Ratri yang meresmikan mereka menjadi anggota Kader Pelestari Budaya Kota Denpasar. Partisipasi Komang Pinon, bersama dengan Surya dan Tisna, turut memperkaya dinamika kegiatan dan menunjukkan semangat kebersamaan dalam melestarikan budaya.

Komang Surya Raditya, siswa kelas X-1, berhasil meraih beberapa penghargaan sekaligus yaitu Juara 1 Peserta Terbaik Putra, Harapan 2 LKTI Putra, dan Harapan 3 Lomba Tata Busana Putra. Dalam lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Surya mengangkat judul "TARU PRABHA (Tanam Rahuni, Prasad Bumi Asri)". Fokus utama karyanya adalah penanaman tanaman langka dan suci yang dilandaskan pada nilai Tri Hitta Karana, bertujuan  mengembalikan suasana suci di Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Kesiman, serta menjadi program edukasi masyarakat. Proses penyusunan LKTI ini melibatkan observasi langsung, studi literatur mendalam, hingga diskusi dengan penjaga pura. Ia pun mempersiapkan presentasi dalam bentuk poster yang disajikan dalam Bahasa Inggris. Mengenai perasaannya, Komang Surya Raditya menyatakan, "Saya merasa bangga dan bersyukur bisa meraih predikat Harapan 2. Ini jadi bukti bahwa usaha dan kerja keras tidak sia-sia."

Lebih lanjut, Komang Surya Raditya juga dinobatkan sebagai Juara 1 Peserta Terbaik Putra. Kriteria penilaian peserta terbaik, menurutnya, dinilai dari keaktifan, antusiasme, sikap disiplin dan sopan, kemampuan bekerja sama, serta kontribusi positif. Ia aktif mengikuti semua kegiatan, dari lomba, observasi lapangan, manca krida, hingga pentas seni. "Menjadi peserta terbaik bukan tentang menjadi paling hebat, tapi tentang menjadi pribadi yang aktif, rendah hati, dan mau belajar dari siapa pun," pesannya.

Ni Putu Tisna Mahartaning Kurnia dari kelas X.12, juga menunjukkan keunggulannya dengan meraih dua penghargaan yaitu Harapan 1 Talenta Budaya Putri dan Harapan 1 Peserta Terbaik Putri.
Dalam kategori Talenta Budaya Putri, Tisna menampilkan beragam talenta khas Bali seperti Tari Trunajaya, bermain alat musik Selonding Gending Pengangkep, dan Majejaitan-Metanding canang. Ia mendapatkan bimbingan dari keluarga, guru, dan kakak tingkat. Meski persiapan video dilakukan hanya dalam satu hari, Tisna berhasil menyajikan penampilan yang memukau. Ia merasa senang setelah meraih penghargaan ini.

Sebagai Harapan 1 Peserta Terbaik Putri, Tisna bersama Surya sepakat bahwa kriteria peserta terbaik dinilai dari keseharian dalam berkegiatan, ketepatan waktu, serta cara berpikir, berbicara, dan bersikap. Ia juga aktif mengikuti semua rangkaian acara Kemah Budaya. Pesan berharga yang didapatkannya adalah, "Banyak sekali pelajaran yang didapatkan sebagai peserta terbaik saya banyak belajar cara menjadi karakter yang lebih baik."

Dalam kategori lomba Tata Busana, mereka memilih busana Adat Madya dan Adat Kanista yang mencerminkan kesederhanaan, kesucian, dan kerapian, relevan untuk generasi muda. Pengalaman catwalk menjadi yang pertama bagi mereka, dan mereka merasa bangga bisa membawa nama sekolah. Gagasan mereka akhirnya mengantarkan Surya meraih Harapan 3 dalam kategori lomba Tata Busana Putra.

Kesuksesan Kemah Budaya ini tak lepas dari peran panitia, salah satunya I Made Putra Wedasmara (XI.2), alumni peserta Kemah Budaya tahun sebelumnya. Sebagai Sie Acara, Weda berbagi pandangannya tentang perbedaan menjadi peserta dan panitia. "Menjadi seorang panitia adalah hal yang sangat sulit karena kita harus benar-benar pintar mengatur waktu. Komunikasi adalah pondasi utama dalam sebuah kepanitiaan,” ujarnya.

Weda berharap para peserta berprestasi ini tidak cepat puas dan terus mengasah kemampuan mereka agar dapat selalu menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitar, khususnya dalam menjaga dan melestarikan budaya Bali. Ia juga menekankan pentingnya Kemah Budaya untuk terus diadakan setiap tahun demi melestarikan seni dan budaya Bali, serta membentuk kader-kader berbakat di kalangan siswa. "Regenerasi dan pembinaan bakat budaya di kalangan siswa diperlukan agar seni dan budaya Bali tidak punah, generasi muda tetap mengenal jati dirinya," pungkasnya.

Di sisi lain, prestasi sebagai peserta terbaik putra tahun ini juga menjadi jembatan bagi Surya mewakili Kota Denpasar untuk mengikuti Kemah Pelestari Budaya tingkat Provinsi Bali.

Prestasi para siswa SMA Negeri 1 Denpasar di Kemah Budaya 2025 ini merupakan bukti nyata komitmen sekolah dalam mendukung pengembangan bakat dan pelestarian budaya di kalangan generasi muda.